PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Keluarga mempunyai peranan dan tanggungjawab
utama atas perawatan dan perlindungan anak sejak bayi hingga remaja. Pengenalan
anak kepada kebudayaan, pendidikan, nilai dan norma-norma kehidupan
bermasyarakat dimulai dalam lingkungan keluarga.
Untuk perkembangan kepribadian anak-anak
yang sempurna dan serasi, mereka harus tumbuh dalam lingkungan keluarga dalam
suatu iklim kebahagiaan, penuh kasih saying dan pengertian.
Menurut Siti Partini ( 1977 : 11 )
Keluarga adalah sekelompok manusia yang terdiri atas suami,
istri, anak-anak ( bila ada ) yang terikat atau didahului dengan perkawinan.
Keluarga Merupakan lembaga sosial yang
paling kecil, yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Dari beberapa fungsi
keluarga salah satunya adalah memberikan pendidikan yang terbaik yakni
pendidikan yang mencakup pengembangan potensi-potensi yang dimiliki oleh
anak-anak, yaitu : Potensi fisik, potensi nalar, dan potensi nurani / qalbu
(Muhammad Tholchah Hasan 1990 : 39).
Dengan pendidikan yang utuh tersebut akan
mengembangkan kualitas kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan
potensi-potensi dirinya secara menyeluruh. Dan kualitas sumberdaya manusia (
SDM ) yang demikian sebenarnya yang dibutuhkan sekarang dan masa datang, yakni
kualitas sumberdaya manusia yang meliputi
; kreatifitas yang kuat, produktifitas yang tinggi, kepribadian yang
tangguh, kesadaran sosial yang besar,
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa ( Muhammad Tholchah Hasan
1990 : 43 ).
Siswa Sekolah Menengah Atas ( SMA ) sebagai
salah satu unsur sumberdaya manusia yang potensial sangat diperlukan dalam
rangka mencapai kemajuan bangsa, “Di Indonesia, pendidikan diarahkan pada
pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya sebagai warga Negara yang pancasila “.
Pada dasarnya, proses pendidikan dapat
terjadi dalam banyak situasi sosial yang menjadi ruang lingkup kehidupan
manusia. Secara garis besar proses pendidikan dapat terjadi dalam tiga
lingkungan pendidikan yang terkenal dengan sebutan : Tri Logi Pendidikan, yaitu
Pendidikan di dalam Keluarga ( Pendidikan Informal ), Pendidikan di dalam
Sekolah ( Pendidikan Formal ), dan Pendidikan di dalam Masyarakat ( Pendidikan
Non Formal ).
Pendidikan
di dalam keluarga merupakan pendidikan kodrati. Apalagi setelah anak lahir,
pengenalan diantara orang tua dan anak-anaknya yang diliputi rasa cinta kasih,
ketentraman dan kedamaian. Anak-anak akan berkembang kearah kedewasaan dengan
wajar di dalam lingkungan keluarga segala sikap dan tingkah laku kedua orang
tuanya sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, karena ayah dan ibu
merupakan pendidik dalam kehidupan yang nyata dan pertama sehingga sikap dan
tingkah laku orang tua akan diamati oleh anak baik disengaja maupun tidak
disengaja sebagai pengalaman bagi anak yang akan mempengaruhi pendidikan
selanjutnya.
Maka,
keluarga yang baik di dalamnya akan terjadi interaksi diantara para anggotanya.
Sebagaimana dikemukakan oleh St. Vembriarto ( 1978 : 35 ) :
Bahwa
proses sosialisasi adalah proses belajar yaitu suatu proses akomodasi dengan
mana individu memohon, menahan, mengubah impuls-impuls dalam dirinya dan
mengambil oper cara hidup atau kebudayaan masyarakat.
Komunikasi,
istilah ini berasal dari bahasa Inggris yaitu Communication, yang berarti
“memberitahukan”, berpartisipasi, kabar”. ( Poerwadarminto WJS dkk, 1980 : 28
). Sedangkan Menurut A.G. Lunandi
Komunikasi adalah
suatu kegiatan terus menerus yang dilakukan orang untuk saling berhubungan
dengan orang lain, khususnya pada waktu berhadapan muka. (
Komunikasi
orang tua dengan anak memegang peranan penting dalam membina hubungan keduanya,
hal ini dapat dilihat dengan nyata, misalnya : membimbing, membantu
mengarahkan, menyayangi, menasehati, mengecam, mengomando, mendikte, dan lain
sebagainya.
Orang
tua yang kurang bisa berkomunikasi dengan anaknya akan menimbulkan kerenggangan
atau konflik hubungan, sebaliknya orang tua yang dapat menerima anaknya
sebagaimana adanya, maka si anak cenderung dapat tumbuh, berkembang, membuat
perubahan-perubahan yang membangun, belajar memecahkan masalah-masalah, dan
secara psikologis semakin sehat, semakin produktif, kreatif dan mampu
mengaktualisasikan potensi sepenuhnya.
Sesuai
dengan judul penelitian penulis, dalam pembahasan berikutnya penulis akan
memusatkan diri pada pembahasan tentang pendidikan di dalam sekolah atau
pendidikan Formal.
Pendidikan
di sekolah merupakan kelanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Sedangkan
menurut Winkel (1983 : ) Pendidikan di
sekolah diartikan : “Proses Kegiatan terencana dan terorganisir, yang terdiri
atas kegiatan mengajar dan belajar”.
Pendidikan
di sekolah merupakan intesifikasi dan modifikasi dasar-dasar Kepribadian dan
pola-pola sikap anak yang dipelajarinya di rumah. Artinya memperkuat
dasar-dasar dan pola-pola sikap anak yang positif dan mengubah dasar-dasar
kepribadian dan pola-pola sikap anak yang negatip yang dipelajari dilua
sekolah.
Tugas
pokok SMP dan SMA adalah mendidik dalam arti luas. Sedangkan fungsi pokok SMP
dan SMA adalah dalam arti mengajar, melatih dan mendidik dalam arti sempit.
Mendidik
dalam arti luas yang merupakan tugas pokok sekolah adalah dalam rangka
menciptakan kesempatan yang seluas-luas bagi siswa untuk mengembangkan dirinya
seoptimal mungkin sesuai dengan potensi dan lingkungannya disamping memberikan
latihan mengenai : akhlak, dan kecerdasan seseorang.
Disamping
tugas pokok sekolah tersebut diatas, maka dapat dijelaskan pula tentang tujuan
institusional SMA sebagai lembaga pendidikan formal tingkat atas, sesuai dengan
fungsi SMA dalam rangka keseluruhan pendidikan, yaitu :
1. Menjadikan para siswa untuk
menjadi manusia Indonesia seutuhnya, sebagai warga negara yang Pancasila
2. Memberikan bekal kemampuan
yang diperlukan bagi siswa-siswa yang akan melanjutkan studinya ke Perguruan
Tinggi.
3. Memberikan bekal kemampuan
bagi siswa yang akan terjun ke dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikannya
di SMA. ( Depdikbud, 1984 : 7 )
Pencapaian
tujuan institusional SMA sesuai dengan fungsinya dalam rangka keseluruhan
proses pendidika pada khususnya dala salah satu tugas sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal pada umumnya tidaklah mudah.
Disepanjang
tahun, khususnya pada tahun ajaran baru, mutu pendidikan yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan pendidikan secara umum disegala jenjang pendidikan formal,
termasuk SMA sering dipermasalahkan.Permasalahan ini seringkali dikaitankan
dengan adanya kecenderungan merosotnya minat belajar dan prestasi belajar yang
dicapai siswa.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siwa tentunya beraneka ragam, tetapi secara
garis besar ada dua faktor yaitu “Faktor-faktor pada pihak siswa dan
Faktor-faktor diluar siswa” ( Winkel :
)
Menurut
Crow and Crow yang dikutip oleh Johny Killis ( 1988 : 26 ) Ada tiga factor yang
menimbulkan minat yaitu : Faktor yang ditimbulkan dari dalam diri sendiri,
faktor motif sosial dan faktor emosional yang ketiganya mendorong timbulnya
minat.
Pendapat
tersebut sejalan yang dikemukakan Sudarsono, Faktof-faktor yang meimbulkan
minat dapat digolongkan sebagai berikut ;
1). Faktor kebutuhan dari dalam
Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan
yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.
2). Faktor motif sosial
Timbulnya minat dalam diri
seseorang dapat didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan
pengakuan, penghargaan dari lingkungan dimana ia berada
3). Faktor emosional
Faktor yang merupakan ukuran
intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terdapat suatu kegiatan / objek
tertentu ( 1980 : 12 )
Jadi
berdasarkan dua pendaat diatas faktor yang meimbulkan minat, dalam hal ini
minat untuk belajar ada tiga yaitu ; dorongaan dari diri individu, dorongan
sosial dan dorongan emosional. Timbulnya minat untuk belajar pada individu
berasal dari dalam diri individu, kemudian individu mengadakan interaksi dengan
lingkungan yang menimbulkan dorongan sosial dan dorongan emosional, juga adanya
pengaruh perhatian orang tua.
Karena
hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh minat dalam belajr, perhatian orang
tua, maka keduanya menjadi perlu untuk dibahas dan diteliti. Hal ini
dikemukakan oleh Dakir :
Perhatian adalah
keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam
pemusatannya kepada barang sesuatu, baik yang didalam maupun yang ada diluar (
1993 : 114 )
Dengan
demikian seseorang yang mempunyai perhatian dan hubungan yang baik ( bukan
broken home ), cenderung mempunyai kesanggupan yang lebih besar untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, memecahkan problem-problem yang
dihadapi secara cepat dan tepat, termasuk problem-peoblem dalam rangka meraih
prestasi yang optimal.
Uraian
tersebut diatas mendorong penulis untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh
Perhatian Orang tua dan Minat belajar dengan Prestasi Belajar siswa dalam
bentuk Karangan Ilmiah dengan :
1.
Tema : Prestasi Belajar
2.
Aspek Masalah : Pengaruh Perhatian Orang Tua, minat
3.
Judul : Pengaruh Perhatian Orang tua dan Minat
Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa(Penelitian yang dikhususkan pada Prestasi
Belajar pilihan program Ilmu Pengetahuan Alam Kelas II SMA ........................... Tahun Pelajaran 2004 / 2005 )
B.
Identifikasi
Masalah
Alasan-alasan yang mendorong penulis untuk
memilih judul penelitian diatas maka dapat diidentifikasikan permasalahan
sebagai berikut :
1.
Adanya kecenderungan menurunnya prestasi
belajar yang dicapai siswa-siswa di segala jenjang pendidikan formal yang ada
di Indonesia
termasuk SMA sehingga perlu mendapatkan perhatian dan penanganannya.
2.
Salah satu penanganannya adalah perlunya
mencari latar belakang masalah tersebut.
3.
Salah satu indicator yang menyebabkan
prestasi belajar siswa menurun adalah pengaruh perhatian orang tua, yang kurang
baik.
4.
Disisi lain diagnosa minat belajar
didalam dunia pendidikan dirasa cukup penting dan perlu untuk dibahas dan
diteliti. Karena Minat Belajar mempunyai hubungan yang cukup tinggi dengan
hasil prestasi belajar siswa.
5.
Bahwa hasil prestasi belajar siswa dalam
suatu lembaga pendidikan formal merupakan hal yang sangat pokok untuk
diperhatikan, karena dengan mengetahui prestasi belajar siswa kita akan
mengetahui pula efektifitas proses belajar dan mengajar yang berlangsung di
sekolah.
Blogger Comment
Facebook Comment